Surat Yang Berbeda

Rinai hujan telah memudar, menyisakan rintik yang menitik pada sore itu. Sebagian buihnya singgah di atas talas yang terapung dalam kolam. Sisanya memilih menjadi genagan, perlahan tenggelam dalam tanah. Perlahan angin merayu bunga kenanga kuning yang setengah kuncup, agar segera mekar. Resah berulang dalam hati, dari balik jendela kaca yang berteralis merah. Bukanlah hujan mereda yang ditunggu Scania.
Senja yang hampir kemerahan di langit, juga bukan hal yang dinanti. Namun perlahan kedua pipinya merona kemerahan. Ketika melihat seseorang datang menuju ke rumahnya. Sekali lagi, Scania menunggu dan memastikan suara ketukan pintu itu di rumahnya. Seseorang dengan pakaian oranye memberikan sebuah amplop map cokelat, memastikan nama serta alamat yang dituju lalu menyerahkanya pada Scania.
Scania yang tersenyum, pipi dari gadis yang berambut panjang itu semakin kemerahan. Terukir nama untuknya, Scania Putri Saraswati. Di bawah nama darinya, Bias Rangga Purnama. Gadis berambut panjang itu kemudian membuka amplop, di dalamnya berisikan satu amplop kecil berwarna putih dan sebuah pena berwarna biru. Bagian muka dan punggung amplop kecil itu bersih, tak tercoreng tinta. Sebuah pena birulah yang bertuliskan sebuah nama yang tak asing baginya.
Setengah hati Scania menelisik, membaca isi dari amplop kecil putih. Seketika itu juga mendung dalam hatinya, dari rangkaian kata tersusun rapi. Menanyakan kabar untuknya hanya sekilas, kemudian beralih bukan untuknya. Scania tak kuasa mengisak, entah itu terluka atau harus bahagia.
Hanya sampaikan sebuah salam, namun apa daya rasa yang terlanjur dalam. Seluasnya lautan, kini cerianya hanya sebatas genangan. Ketika malam yang bertabur bintang, mengelilingi bulan yang masih meredup. berat kaki untuk melangkah, tak kuasa untuk mengucap. Namun jangan sampai mengisak. Menyerahkan sebuah pena dan isi amplop kecil putih pada seorang gadis lain di rumahnya. Gadis dengan wajah serupa denganya, berambut panjang dan berpita biru. Senyum menyamarkan kesedihan di wajah Scania. 

Evalina Putri Saraswati, tertulis di pena biru itu.

Artikel ini dapat dibaca juga di: Idntimes


 

0 Response to "Surat Yang Berbeda"

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel