Petaka(n) (Bagian 2)

          Langit pada malam ini tidak menampakkan bintang. Bersembunyi di balik punggung awan. Tidak dapat sedikitpun celah untuk mengintip sisa payung - payung hijau di tengah kota. Di atas meja kamar, Salwa masih menyisakan tiga dari empat potong martabak telor lengkap dengan sambal. Adik Salwa, Arma yang mengingatkan Ibunya untuk membeli martabak telor kesukaan kakaknya di depan mini market. Namun Salwa tidak begitu bernafsu untuk makan. Pikiran Salwa masih tertuju kepada Gani. Sebenarnya apa yang terjadi pada sore itu? Rasa penasaran terus menyelubungi ke dalam pikiran Salwa, tidak sabar untuk hari esok.  Baru separuh potong martabak telor digigitnya, sisanya dikembalikan. Salwa memutar lagu - lagu band indie kesukaanya, 4 lagu tengah diputar kemudian Salwa tertidur.
          Di Gazebo dekat gedung yang biasanya dipakai untuk praktikum, Gani duduk menunggu Salwa. Jilid kertas yang sengaja digulung mirip tempat kok bulutangkis, kemudian direbahkan dan dibuka halaman per halaman.
          "Aduh, jelas banget nih. Ini sih typo. Banyak banget lagi!" Gumam Gani sembari menggaruk kepala.
          "Salwa, di sini!" Teriak Gani dengan tangan kanan melambai - lambai.
          "Sudah lama menunggu ya?" Tanya Salwa.
          "Enggak, baru aja sampai nih. Aku tadi habis revisi penulisan skripsiku. Banyak banget yang harus direvisi. Edit, print, bimbingan, revisi, gitu gitu aja terus yah! Haha..!" Canda Gani yang kemudian menutup penulisannya.
          "Emang udah sampai mana penulisan kamu?" Tanya Salwa.
          "Baru BAB 3." Jawab Gani.
          Baru sampai BAB 3 katanya? Dalam BAB itu sudah menyangkut pokok inti, dari isi maupun pengembangan, penggunaan konsep, semuanya tertuang di sana. Salwa sendiri  empat hari yang lalu judul penulisannya baru disetujui. Itu adalah kali ketiga Salwa mengajukan judul. Dosen pembimbing Salwa, Bu Reka memang agak sulit ditaklukkan. Wajar saja Bu Reka yang juga sebagai Kepala Jurusan Psikologi Anak. Bu Reka ingin sesuatu yang unik dan "antimainstream". Semua hal itu dia harapkan dan tuangkan kepada mahasiswanya, salah satunya Salwa. Salwa masih beruntung dibanding mahasiswa bimbingan Bu Reka lainya.  Salwa mungkin menjadikan hal ini sebagai sebuah kompetisi diantara para mahasiswa - mahasiswa bimbingan Bu Reka. Ketika Bu Reka bilang bahwa baru satu mahasiswa bimbinganya angkatan tahun ini yang disetujui judul penulisannya yaitu Salwa.
          Sebenarnya bahan penulisan Salwa tidak berubah, konsepnya pun sama dengan 2 judul sebelumnya yang di tolak Bu Reka. Hanya judulnya saja yang berubah. Salwa berpikir pada awal - awal mungkin Bu Reka hanya tertarik dengan nama judul yang tak biasa. Tinggal menghitung waktu untuk memikirkan cara selanjutnya agar Bu Reka terkesan dengan konsepnya. Dengan harapan Salwa agar konsepnya tak di rubah total oleh Bu Reka. Mungkin akan menjadi Kali kedua pantai hijau yang berada di seberang pulau dikunjungi Salwa,  jika konsep ini benar - benar tak membuat Bu Reka terkesan.
          Sulit membayangkan bagi Salwa untuk mendapatkan konsep yang menurutnya cemerlang ini. Jauh jauh hari saat masuk semester 7, Salwa memikirkan apa ide untuk konsep penulisan skirpsinya. Semasa liburan semester 7 yang hanya satu minggu, dimanfaatkan Salwa dengan teman - teman kuliahnya. Ada tiga perempuan termasuk Salwa dan dua laki - laki menghabiskan liburan. Tidak sedikit dari tabungan Salwa dipakai untuk liburan ini. Berlibur ke pantai hijau diseberang pulau membuat pikiran Salwa cair, lalu mengalir deras seperti air terjun menuju ke muara.
          "Kalau kamu bagaimana dengan penulisannya?" Tanya Gani membuyarkan lamunan Salwa.
          "Eh, iya. Bagaimana kejadian sore kemarin? Tanya Salwa mengganti topik pembicaraan.
          "Untung saja kamu tidak jadi datang. Aku tidak bisa membayangkan bagaimana kalau kamu ada di sana." Tutur Gani.
          Salwa dengan serius mendengarkan cerita Gani. Kemarin sore seharusnya hal yang menyenangkan, tapi malah menjadi suatu petaka. Dua kali suara letupan senjata api. Dua letupan Itu mengarah ke panggung, satu mengenai bahu vokalis. Sementara yang satu meleset mengenai amplifier gitar. Di tengah penampilan band indie beraliran rock itu yang berada di panggung 2. Kejadian itu menyudahi seluruh rangakain acara, dan juga semua panggung yang berjumlah 4 panggung. Entah di mana dan siapa tuan pemilik suara letupan senjata api berada. Yang jelas, sebelumnya Gani melihat lebih dari 10 orang berbadan tegap, memakai kaos hitam polos yang sepertinya adalah provokatornya. Ketika  itu mereka mendorong - dorong penonton. Padahal ritme lagunya tidak menghentak. Mulailah keributan kecil kemudian menjadi besar. Sementara di panggung, sang vokalis menganggap ini merupakan spirit dari penonton. Kemudian di tengah kerusuhan inilah suara letupan senjata api mengambil alih. Pada akhirnya semua penonton panik, berdesak - desakan hingga ada yang terjatuh dan terinjak - injak.
          "Terus bagaimana sekarang? Apakah si letupan itu Sudah tertangkap? Tanya Salwa.
          "Aku tidak tahu kalau soal itu. Yang aku pikir hanya keluar secepatnya dari kerumunan. Jelas Gani.
          " Temanku Batan, dia terkena hantaman tongsis di pelipis matanya. Cukup keras hingga membuat sobek. Aku langsung membawanya ke klinik terdekat, 4 jahitan! Namun Sudah tidak apa - apa. Hanya luka sobek biasa, tak berhubungan dengan sistem saraf, lukanya tidak lebar dan dalam. Kurang lebih satu minggu lukanya sudah kering." Gani memaparkan.
          "Menurut kamu apakah kelompok kaos hitam tersebut ada hubunganya dengan peristiwa itu?" Tanya Salwa.
          "Kalau itu, aku tidak tahu. Kita serahkan saja penyelidikan pada pihak kepolisian. Kalau kamu melihat berita semalam, ya begitulah kondisi tempat Itu setelah kejadian. Aku masih memikirkan kejadian kemarin. Adakah keterkaitan antara vokalis band indie rock Itu dengan si penembaknya?" Pikir Gani.
          "Kamu masih memikirkanya Gani? Sudahlah yang penting kamu dan temanmu Batan selamat." Kata Salwa sambil mengembuskan napas panjang.
         "Bukan begitu, Salwa. Setidaknya aku siap dipanggil sebagai saksi atas peristiwa kemarin. Ini mungkin ada hubunganya dengan peristiwa kemarin." Tegas Gani, sambil mengeluarkan kalung bergambar singa dengan tulisan "LK" di atas gambar singa.

Bersambung.......


Jakarta, 06/11/2016

         

0 Response to "Petaka(n) (Bagian 2)"

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel