Petaka(n) (Bagian 3)

          "Saksi? Kamu serius Gani? Kamu sudah tahu caranya bagaimana menjelaskan ke polisi? Salah dalam memberikan keterangan ketika diperiksa, bisa berakibat fatal loh!" Papar Salwa.
           "Haha. Kamu ada - ada saja, Salwa. Apanya yang fatal sih?" Tanya Gani seraya tertawa kecil.
          "Iya. Bisa fatal loh Gani. Aku sering lihat di televisi. Seperti yang namanya bersaksi palsu, begitu Gani. Jelas Salwa.
          "Ah, kamu. Terlalu banyak menonton persidangan politik yah? Kalau sudah bersaksi tentang pidana politik memang seperti itu. Terlalu banyak musuh didalamnya. Pertemanan dalam dunia politik hanya bersifat sementara. Menjadi kawan saat dirinya diuntungkan. Sebaliknya akan menjadi lawan saat dirinya dirugikan!" Tutur Gani yang agak sedikit kesal.
          "Mas, Mas. Jangan marah gitu dong. Aku kan hanya mengatakan apa yang aku lihat." Kata Salwa, yang kemudian tertawa menepuk bahu Gani.
          "Pokoknya aku marah sekali hari ini. Entah kenapa. Ayo kita ke kantin. Kalau lagi marah perutku lapar. Hahaha." Canda Gani.
          Di kantin kampus, luasanya kira - kira setengah lapangan sepak bola. Berbagai jenis makanan seperti soto, siomay, ketoprak, warteg atau prasmanan, nasi padang, bubur, mie ayam, dan lainya melapak dalam kantin kampus.
          "Salwa, mau makan di mana nih? Ke kantin kampus atau ke kandos?" Tanya Gani
          "Ehm, kita ke kandos saja yah. Sudah lama aku tidak ke sana. Lagian aku juga lagi ngirit." Salwa tertawa kecil.
          "Wah, oke. Ide bagus. Sekarang hari senin kan? Pasti menunya mantap nih! Seru Gani.
          Kandos (kantin dosen) adalah kantin untuk dosen. Selain dosen, para staff kampus dan mahasiswa yang berperan dalam kegiatan akademik juga diperkenankan untuk makan di kandos. Seperti mahasiswa yang merangkap sebagai asisten dosen dan juga asisten laboraturium. Setiap hari menu di kandos berganti - ganti kecuali sayur atau sop berkuah sebagai pelengkap menu utama. Contohnya pada hari senin ini yaitu, sayur sop dan ayam goreng.
          Selesai makan mereka kembali ke kelas masing - masing. Sekarang Salwa memikirkan tentang Gani yang akan bersaksi ke Kantor Polisi setelah jam perkuliahan usai. Salwa ketika itu juga menawarkan untuk ikut ke Kantor Polisi bersama Gani. Namun, Gani menolak niat baik Salwa. Lagi pula Gani tidak sendiri, bersama dengan temanya Batan, yang menjadi korban terluka secara tak langsung.
          "Apakah kamu hari ini tidak ada keperluan, seperti bimbingan Penulisan Skripsi misalnya? Ucap Gani mengigatkan.
          Demi mendengar pertanyaan tersebut, Salwa menghabiskan minumnya, kemudian membuka Tas. Salwa memastikan membawa berkas penulisanya. Salwa lupa kalau seusai jam perkuliahan akan bertemu Bu Reka. Untung saja Gani mengingatkan walau secara tak langsung. Betapa sulit sekali pertemuan bimbingan dengan Bu Reka. Inilah hal yang dialami oleh mahasiswa di bawah bimbungan Bu Reka, termasuk Salwa.
Bu Reka tak hanya mengajar pada satu kampus. Di luar kota ada jadwal mengajar Bu Reka yaitu setiap hari jumat khusus semester ini. Salwa mengetahui hal ini, karena banyak bertanya pada Bu Reka di luar hal yang menyangkut bimbingan. Entah, apakah mahasiswa lain mengetahui hal ini. Salwa Bukan hanya sekedar bimbingan saja pada Bu Reka. Membuat suasana santai, tidak terlalu kaku dan tak melulu berfokus pada hal yang disampaikan. Dalam hal ini disebut sebagai basa basi. Namun, tergantung akan 'mood' lawan bicara. Salwa tahu betul, bagaimana dia akan memulai.
          "Ini mungkin bisa membantu proses penyelidikan Pak." Ucap Gani, Sambil menyerahkan kalung berlogo singa.
          "Apa ini, Nak?" Tanya Seroang Polisi. tangannya terhenti dengan mesin tiknya lalu mengambilnya.
          "Itu kalung bergambar singa yang saya temukan saat konser kemarin, Pak. Saya tidak tahu apa itu, tapi mungkin benda itu ada hubunganya, Pak." Jawab Gani.
          "Baiklah, Nak. Benda ini akan kami simpan untuk proses penyelidikan. Kalau begitu tolong kamu tulis di sini nama, alamat, serta nomor yang bisa dihubungi. Kami mungkin akan menghubungi kamu untuk penyelidikan lebih lanjut nanti." Jelas Pak Polisi.
          "Baik, Pak." Tegas Gani.
          "Ehm, nama kamu siapa, Nak. Tanya Pak Polisi.
          "Nama saya Gani, Pak. Dan ini teman saya Batan, dia terluka saat kejadian kemarin. Tutur Gani.
          " Oke. Baiklah, Nak Gani dan Nak Batan. Nama saya Tafakaro. Kalian bisa memanggilku Pak Karo." Kata Pak Karo memperkenalkan diri.






Bersambung.....








Jakarta, 8/11/2016

0 Response to "Petaka(n) (Bagian 3)"

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel