Memang Es Buah
Cuaca saat itu amat terik, hingga menusuk kulit. Siang itu matahari telah berkuasa dan menyapu seluruh jalan ibukota. Sepanjang jalan segala jenis kendaraan tumpah ruah, ingin segera membebaskan belenggu keramaian. Disela hijau memberikan waktunya kepada kuning, saat itu juga telinga harus menahan pekik. Sambbil melaju dan berlalu meninggalkan debu
Kami akhirnya menepi di tempat kedai minuman, Kami sepakat untuk pesan es buah, untuk menghilangkan dahaga. Setelah menunggu beberapa lama, karena tampaknya kedai itu kewalahan saking banyaknya pembeli, sampai juga pesanan kami. Namun, kami hanya memandang satu sama lain, setelah melihat masing-masing mangkuk es buah yang kami pesan. Seolah tak percaya, bagaimana mungkin menghilangkan dahaga dan rasanya tak akan cukup kalau hanya satu. Beberapa dari kami memutuskan untuk menunggu. Nyatanya, Kuah air dalam es buah kalah bersaing dengan banyaknya es.
AtasTeras
AtasTeras
0 Response to "Memang Es Buah"
Post a Comment