Berpacu Dalam Siulan



Melodi dalam nyanyian jangkrik sudah selesai, dan hanya tinggal menunggu penutupnya. Perlahan mereka berpamitan dengan embun yang datang dan duduk di telapak talas. Namun, waktu embun pun sangat singkat. Mereka hilang seluruhnya saat matahari menatapnya. Pun juga mereka terkadang memohon untuk talas menjatuhkan dirinya untuk bersembunyi di dalam tanah. Embun yang berjatuhan itu disambut kicauan burung-burung. 

Dari dalam gubuk terdengar siulan. Ya, siulan bukan kicauan. Siulan itu samar terdengar ketika suara siraman air lebih keras dari padanya, bergantian tedengar seperti sebuah melodi gitar dan cymbal. Beberapa saat kemudian berhenti. Namun, Terdengar lagi beberapa saat seperti kereta uap yang akan lewat, kali ini berbeda dengan suara siulan. terdengar makin keras seperti menjerit.
Seorang yang menutup tubuhnya dengan menggunakan handuk keluar dari kamar mandi terburu-buru untuk menghentikan suara itu. "Akhirnya, airnya sudah mendidih!"



0 Response to "Berpacu Dalam Siulan"

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel