Apa Kabar Sekarang?

         Malam semakin gelap, sebagian telah tertidur lelap. Perumahan sudah nampak sepi. Hanya terlihat 2 orang security bersama dengan penjaga warung. Seorang security yang bernama Pak Sugimin dan penjaga warkop Bang Sukirman, biasa dipanggil 'Bangkir'. Bangkir memang membuka warkop 24 jam, bergantian dengan saudaranya. Warkop Bangkir diberi nama 'EmpatLima'. 
          
          Bukan tanpa alasan Bangkir memberi nama warkop dengan nama EmpatLlima. Nama EmpatLima merupakan kebanggaan sendiri bagi bangkir. Kebanggaan yang tak terkira karena kakek Bangkir merupakan pejuang kemerdekaan. Bangkir tidak pernah bosan untuk menceritakan kisah kakeknya kepada siapa saja, termasuk pada Pak Sugimin. 

          Dua hari yang lalu, pada siang hari Bangkir bermimpi tentang kakeknya. Kakeknya seolah bertanya:

Tak taukah kau dahulu betapa perih?
Saat itu jerit tangis mengubur tawa
Berdiri di atas kaki sendiri pun tak kuasa
Hanya bisa menggenggam asa
Hingga akhirnya teriakkan membangunkan jiwa
Menyebar, kobarkan api semangat
Membawa luka yang dibalut tekad
Gugur satu tumbuh seribu
Demi sang saka berkibar di puncak tertinggi

Apakah kau tak malu?
Apa yang sedang kau ributkan?
Di sana sini jerit tangis tak kuasa bungkam tawamu

Seandainya aku dapat kembali
Takkan pernah bosan dirku untuk bertanya
Apa kabar sekarang?
Takkan pernah bosan diriku untuk ingatkan
Sejauh mana dirimu sudah melangkah?

          Seolah tamparan besar untuk Bangkir. Sebagai penjaga warkop, yang bisa dilakukan mungkin hanya berjualan dan melayani pembeli. Baginya melayani dengan setulus hati dan membuat pelanggan senang merupakan kepuasan tersendiri. 
Artinya, pelanggan yang datang dipastikan akan melihat spanduk warkop EmpatLima. Bisa saja yang datang mungkin para Pejabat, Pegawai Negeri Sipil, Polisi, TNI, dan lainya. Paling tidak mereka mungkin tergugah hatinya untuk lebih mengabdi kepada negara, serta melayani masyarakat dengan melihat spanduk yang bergambar perjuangan tersebut. 

AtasTeras 

 

Share this post